SEJARAH BUKU
Buku
adalah salah satu karya sastra dan karya ilmu pengetahuan dalam peradaban dan
kebudayaan manusia. Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang
dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan dan gambaran
dari ide, imajinasi dan pikiran seseorang. Setiap sisi dari sebuah lembaran
kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam
bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilahe-book atau
buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan internet .
Sejarah perkembangan buku dari era kuno hingga jaman modern ini sangat panjang
sepanjang peradaban yang diciptakan manusia.
Asal
usul dan Sejarah
Ada
berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku. Buku pertama disebutkan
lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas
papirus . Kertas papirus yang berisi tulisan ini digulung dan gulungan tersebut
merupakan bentuk buku yang pertama. Ada pula yang mengatakan buku sudah ada
sejak zaman Sang Budha di Kamboja karena pada saat itu Sang Budha menuliskan
wahyunya di atas daun dan kemudian membacanya berulang-ulang. Berabad-abad
kemudian di Cina, para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang
diikatkan menjadi satu. Hal tersebut mempengaruhi sistem penulisan di Cina di mana
huruf-huruf Cina dituliskan secara vertikal yaitu dari atas ke bawah.
Buku
yang terbuat dari kertas baru ada setelah Cina berhasil menciptakan kertas pada
tahun 200-an SM dari bahan dasar bambu di ditemukan oleh Tsai Lun. Kertas
membawa banyak perubahan pada dunia. Pedagang muslim membawa teknologi
penciptaan kertas dari Cina ke Eropa pada awal abad 11 Masehi. Disinilah
industri kertas bertambah maju. Apalagi dengan diciptakannya mesin cetak oleh
Gutenberg perkambangan dan penyebaran buku mengalami revolusi. Kertas yang
ringan dan dapat bertahan lama dikumpulkan menjadi satu dan terciptalah buku.
Pecinta buku biasanya dijuluki sebagai seorang bibliofil atau kutu
buku.Terrdapat karya hebat para penulis yang dapat dianggap sebagai buku
terbaik sepanjang masa peradaban manusia
Pada
zaman kuno, tradisi komunikasi masih mengandalkan lisan. Penyampaian informasi,
cerita-cerita, nyanyian, do’a-do’a, maupun syair, disampaikan secara lisan dari
mulut ke mulut. Karenanya, hafalan merupakan ciri yang menandai tradisi ini.
Semuanya dihafal. Kian hari, kian banyak saja hal-hal yang musti dihafal.
Saking banyaknya, sehingga akhirnya mereka kuwalahan alias tidak mampu
menghafalkannya lagi. Hingga, terpikirlah untuk menuangkannya dalam tulisan.
Maka, lahirlah apa yang disebut sebagai buku kuno.
Buku
kuno ketika itu, belum berupa tulisan yang tercetak di atas kertas modern
seperti sekarang ini, melainkan tulisan-tulisan di atas keping-keping batu
(prasasti) atau juga di atas kertas yang terbuat dari daun papyrus. Papyrus adalah
tumbuhan sejenis alang-alang yang banyak tumbuh di tepi Sungai Nil
Mesir
merupakan bangsa yang pertama mengenal tulisan yang disebut hieroglif. Tulisan
hieroglif yang diperkenalkan bangsa Mesir Kuno bentuk hurufnya berupa
gambar-gambar. Mereka menuliskannya di batu-batu atau pun di kertas papyrus.
Kertas papyrus bertulisan dan berbentuk gulungan ini yang disebut sebagi bentuk
awal buku atau buku kuno.
Selain
Mesir, bangsa Romawi juga memanfaatkan papyrus untuk membuat tulisan. Panjang
gulungan papyrus itu kadang-kadang mencapai puluhan meter. Hal ini sungguh
merepotkan orang yang menulis maupun yang membacanya. Karena itu, gulungan
papyrus ada yang dipotong-potong. Papyrus terpanjang terdapat di British Museum
di London yang mencapai 40,5 meter.
Kesulitan
menggunakan gulungan papyrus, di kemudian hari mengantarkan perkembangan bentuk
buku mengalami perubahan. Perubahan itu selaras dengan fitrah manusia yang
menginginkan kemudahan. Dengan akalnya, manusia terus berpikir untuk mengadakan
peningkatan dalam peradaban kehidupannya. Maka, pada awal abad pertengahan,
gulungan papyrus digantikan oleh lembaran kulit domba terlipat yang dilindungi
oleh kulit kayu yang keras yang dinamakan codex.
Perkembangan
selanjutnya, orang-orang Timur Tengah menggunakan kulit domba yang disamak dan
dibentangkan. Lembar ini disebut pergamenum yang kemudian disebut perkamen,
artinya kertas kulit. Perkamen lebih kuat dan lebih mudah dipotong dan dibuat
berlipat-lipat sehingga lebih mudah digunakan. Inilah bentuk awal dari buku yang
berjilid.
Di
Cina dan Jepang, perubahan bentuk buku gulungan menjadi buku berlipat yang
diapit sampul berlangsung lebih cepat dan lebih sederhana. Bentuknya seperti
lipatan-lipatan kain korden.Buku-buku kuno itu semuanya ditulis tangan. Awalnya
yang banyak diterbitkan adalah kitab suci, seperti Al-Qur’an yang dibuat dengan
ditulis tangan.
Penemuan
Ts’ai Lun telah mengantarkan bangsa Cina mengalami kemajuan. Sehingga, pada
abad kedua, Cina menjadi pengekspor kertas satu-satunya di dunia. Sebagai
tindak lanjut penemuan kertas, penemuan mesin cetak pertama kali merupakan
tahap perkembangan selanjutnya yang signifikan dari dunia perbukuan.
Penemu
mesin cetak itu berkebangsaan Jerman bernama Johanes Gensleich Zur Laden Zum
Gutenberg. Gutenberg telah berhasil mengatasi kesulitan pembuatan buku yang
dibuat dengan ditulis tangan. Gutenberg menemukan cara pencetakan buku dengan
huruf-huruf logam yang terpisah. Huruf-huruf itu bisa dibentuk menjadi kata
atau kalimat. Selain itu, Gutenberg juga melengkapi ciptaannya dengan mesin
cetak. Namun, tetap saja untuk menyelesaikan satu buah buku diperlukan waktu
agak lama karena mesinnya kecil dan jumlah huruf yang digunakan terbatas.
Kelebihannya, mesin Gutenberg mampu menggandakan cetakan dengan cepat dan
jumlah yang banyak. Gutenberg memulai pembuatan mesin cetak pada abad
ke-15. Teknik cetak yang ditemukan Gutenberg bertahan hingga abad ke-20 sebelum
akhirnya ditemukan teknik cetak yang lebih sempurna, yakni pencetakan offset,
yang ditemukan pada pertengahan abad ke-20.
Di
Indonesia sendiri, pada zaman dahulu, juga dikenal dengan buku kuno. Buku kuno
itu ditulis di atas daun lontar. Daun lontar yang sudah ditulisi itu lalu
dijilid hingga membentuk sebuah buku. Perkembangan perbukuan mengalami
perubahan signifikan dengan diciptakannya kertas yang sampai sekarang masih
digunakan sebagai bahan baku penerbitan buku. Pencipta kertas yang memicu
lahirnya era baru dunia perbukuan itu bernama Ts’ai Lun. Ts’ai Lun
berkebangsaan Cina. Hidup sekitar tahun 105 Masehi pada zaman Kekaisaran Ho Ti
di daratan Cina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar