NUSAKAMBANGAN
Dikisahkan
seorang raja yang angkuh dan sombong, Prabu Aji Pramosa adalah seorang raja
yang sangat berkuasa di daerahnya karena kesaktian yang dimilikinya. Dia
mencari dan terus menambah kesaktiannya di berbagai pelosok daerah di
Nusantara. Dia juga mencari orang-orang sakti untuk dikalahkannya. Dia tidak
ingin ada satu orangpun yang bisa menandingi kesaktiannya. Para prajuritnya pun
diutus untuk mencari orang-orang sakti ke seluruh pelosok negeri.
Prajurit-prajuritnya pun akhirnya menemukan seorang Resi yang konon memiliki
kesaktian yang luar biasa. Resi itu bernama Resi Karno atau Kyai Jamur.
Segera
setelah itu, sang Prabu pun mendatangi kediaman Kyai Jamur. Namun sebelumnya,
Kyai Jamur telah diberi tahu oleh abdinya bahwa Prabu Aji Pramosa akan
mendatanginya dan mengajaknya bertanding. Kyai Jamur lebih memilih untuk
menghindari kedatangan sang Prabu dengan melakukan perjalanannya ke arah barat.
Prabu Aji Pramosa pun sangat murka. Dia dan prajuritnya memutuskan untuk
mengejar Kyai Jamur sampai ketemu dan berniat akan membunuhnya sebagai balasan
karena Kyai Jamur dianggap telah menentang titah paduka.
Kyai
Jamur melakukan perjalanan ke arah barat, menelusuri hutan-hutan dan
sungai-sungai hingga ke daerah pesisir selatan pulau Jawa, singgahlah Kyai
Jamur di suatu daerah yang kini bernama Cilacap. Kyai Jamur menemukan sebuah
gua di tepi laut. Di gua itu sang Resi pun bertapa. Rombongan sang Prabu pun
telah sampai di daerah itu. Rombongan itu pun menemukan sebuah gua dan mereka
memutuskan untuk bertapa. Di dalam gua itu mereka menemukan sang resi sedang
bertapa. Tanpa pikir panjang rombongan sang Prabu menghampiri sang resi dan
langsung membunuhnya. Sang Prabu dikejutkan karena jasad sang resi menghilang
tanpa bekas.
Tiba-tiba…
Prabu Aji
Pramosa dan rombongan dikejutkan oleh suara gemuruh ombak dan badai pasir
disertai angin yang dahsyat. Gemuruh ombak dan angin itu disertai dengan
munculnya seekor naga yang sangat besar. Naga itu hendak memakan rombongan sang
Prabu. Kian lama ombak itu kian membesar dan banyak penyu-penyu menepi ke
teluk. Hingga akhirnya teluk itu diberi nama Teluk Penyu yang menjadi obyek
wisata utama Kota Cilacap.
Tidak
hanya sampai disitu, naga itu kian mendekat ke arah sang prabu. Dengan
tergesa-gesa sang prabu melepaskan anak panahnya ke arah naga. Anak panah
melesat tepat di ulu hati naga. Naga itu pun menghilang dan ombak serta gemuruh
angin berhenti seketika. Tak lama kemudian muncullah seorang wanita yang sangat
elok rupawan. Wanita bernama Dewi Wasowati. Wanita itu mendekati sang prabu
guna berterima kasih kepada sang prabu karena telah memanahnya. Itu artinya
sang prabu telah membantunya untuk bisa kembali ke wujud aslinya yaitu dari
seekor naga yang menakutkan menjadi manusia seutuhnya. Sebagai ucapan terima
kasih, wanita itu memberikan setangkai kembang Wijaya Kusuma. Konon, siapa saja
yang dapat memiliki bunga gaib ini, maka ia akan menurunkan raja-raja besar di
Tanah Jawa. Maka, daerah itu dinamakan “Nusakembangan” atau biasa disebut
Nusakambangan yang artinya Pulau yang banyak ditumbuhi bunga.
Setelah
menerima bunga itu, sang prabu pulang dengan menaiki perahu. Namun sang prabu
merasa sangat kecewa karena bunga itu jatuh di laut. Setelah sampai di
kerajaan, sang prabu mendapat berita bahwa di pulau karang dekat Nusakambangan
tumbuh bunga yang aneh dan ajaib. Ternyata bunga Wijaya Kusuma yang ia jatuhkan
terdampar dan tumbuh di atas pulau karang itu. Sampai saat ini keberadaan bunga
Wijaya Kusuma masih dilestarikan di pulau Nusakambangan. Di pulau Nusakambangan
juga ditumbuhi banyak bunga-bunga liar yang tidak kalah indah dengan bunga
Wijaya Kusuma.
[diadaptasi dari cerita rakyat Sastra Jawa.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar